Thursday, July 2, 2015

Broken

"Le lu gapapa kan?"
"Iya gue gapapa hahaha...."

Semua orang yang bertanya tentang hal itu pasti akan dijawab seperti ini. Tapi sejujurnya, bohonglah kalo nggak sedih.

Ikhlas itu harus. Tapi, hati wanita mana yang kuat.

Hati terus menerus menyalahkan keadaan dan wanita tersebut, Tapi, kemudian hati yang lain berbesar hati menenangkan bahwa wanita itu tidak bersalah karena telah dipilih.

Dalam kondisi ini, hanya ingin mengatakan kepadamu secara tersirat...

Terima Kasih...

Karena telah saling mengenal selama ini...

Karena telah terpilih menjadi pendamping idaman selama ini....

Karena telah membuat berusaha untuk menjadi wanita muslimah yang lebih baik...

Karena telah mengajarkan memaafkan itu adalah hal yang baik....

Bodoh memang, walaupun sudah lebih dari dua tahun tidak bertemu tapi belum ada yang bisa menggantikan.

Kesedihan sejatinya ialah bukan karena kehilangan sesuatu hal yang semu tapi, karena kehilangan sesuatu yang memang sudah digariskan. Tapi, kesekian kalinya harus terus bersabar...yang terbaik menurutmu belum tentu yang terbaik menurut Allah....

Doa yang terbaik untukmu dan untuk engkau temanku. Sampai kapanpun, tidak akan pernah membencimu....

02 Juli 2015, Kayu Putih, Jakarta Timur

"Dan tetakdir menjalani segala kehendakmu, Ya Rabbi.... Ku berserah kuberpasrah.... Hanya padamu, Ya Rabbi" (Opick ft. Melly Goeslaw-Takdir)

Thursday, June 6, 2013

The Luckiest Woman



Hari ini aku ingin mengulas sedikit tentang kejadian dua hari yang lalu. Mungkin kalian bisa sedikit membantuku apa arti dari semua pesan yang Allah berikan kepadaku lewat perantara seorang teman ini.

Saat itu, aku menagih janji temanku yang ingin menceritakan tentang alurnya sesampainya aku di kampus. Setelahnya, temanku menyodorkan sms tersebut. Sms tersebut berupa penjelasan dari lelaki yang dikejar-kejarnya dari dahulu kala. Lelaki yang membuat dia sering galau hebat dan membuat semua orang sibuk menerka-nerkanya lewat sosial media. Itulah yang aku tangkap dari temanku ini.

Lewat sms tersebut, lelaki tersebut menjelaskan maksud hatinya yang tidak sama dengan temanku. Selain itu, melalui sms tersebut juga, lelaki tersebut secara gamblang mengungkapkan sosok wanita yang ia sukai dan sedang ia dekati saat ini yang notabene juga merespon dan memiliki perasaan yang sama.

Kau tahu disaat seperti ini, aku tertegun dan sibuk berusaha menempatkan diri. Sebagai teman yang baik, aku cukup prihatin dengan keadaan yang diterima temanku itu. Walau bagaimanapun, aku tahu benar temanku tersebut sudah menyimpan perasaan tersebut sejak lama dan berharap sangat besar untuk lelaki tersebut.

Tetapi, sebagai seorang wanita, aku ingin mengatakan betapa beruntungnya wanita tersebut. Beruntung karena lelaki yang ia inginkan justru merespon hal yang sama.

Dan tanpa sadar rasa iri ini timbul dalam diri ini...

Monday, June 3, 2013

Berusaha tiada henti



“Bule, aku lagi disini. Dateng aja ya?”
“.......”

Percakapan ini terjadi ketika aku sedang ingin mengembalikan barang seorang teman. Bisa dibilang pertanyaan itu merupakan pertanyaan yang lama dan sulit kujawab. Karena, ketika aku berada disana maka besar kemungkinan diri ini untuk bisa bertemu dengannya, lelaki idamanku. Ketika diperjalananku menuju kesana, kulihat gedung itu melihat temanku menungguku didepan pintu sambil berpikir dalam benakku bahwa banyak kemungkinan bahwa kau berada diantara tembok gedung kokoh tersebut. Sibuk mengatur dan menata terobosan yang akan kau buat untuk kampus tercinta.

“Bule nggak mau masuk dulu dan ketemu dulu.”
“Nggak usah, ada ayahku lagi nunggu hehehe....”

Mungkin itu merupakan jawaban terbodoh dan termunafik yang kesekian kalinya aku buat dan aku karang dengan mulut ini. Bodoh karena aku melewati kesempatan baik ini untuk bertemunya. Mungkin apabila kesempatan itu datang ke beberapa temanku, mereka tidak akan melewati kesempatan untuk bisa bertemu langsung dengan lelaki idamannya dan langsung mengiyakan. Tetapi, lagi-lagi aku menolaknya. Aku terlalu takut. Sangat takut. Takut apabila aku bertemu dengannya maka, hati ini kembali melunak dan kembali berharap dengan harapan yang kemungkinan sulit terealisasi. Takut apabila perasaan ini kemudian akan melambung tinggi disertai pengharapan yang sia-sia. Sambil menjauh dari gedung itu, aku terus menatap ke bawah dan berdoa semoga keputusan yang aku ambil ini benar adanya.

Kemudian, sms itu datang...

“Bule ada yang nanyain lu, ni”
“Siapa?”
“Si itu. Tiba-tiba nanyain lu coba.”
“Boong kan lu ya? Hahaha”
“Ngapain gue boong sih? Orang gue lagi sendirian tiba-tiba dia nanyain lo”
“Emang nanyainnya gimana?”
“Katanya bule kemana? Terus gue jawab lu lagi ngoven rumput”
“Mungkin gara-gara lu dulu keseringan nempel sama gue kali hahaha...”

Kuusahakan untuk mengalihkan pembicaraan itu. Kalau kalian tanya apakah aku senang mendapatkan sms tersebut maka akan aku jawab ya, bahkan sangat senang. Kalian tahu, ketika temanku tersebut menyebut namanya, Mulutku langsung tersenyum lebar, Dadaku langsung berdebar-debar kegirangan. Tapi, lagi-lagi aku harus menjejak bumi lagi. Bahwa, dia terlalu hebat dan terlalu baik. Bahwa, banyak wanita yang juga ia beri kasih sayang yang sama seperti itu dan kemudian hanya ia anggap sahabat dan keluarga.

Ya Allah, Bagaimana ini? Bahkan saat ini walaupun tiga bulan lamanya aku menjauh dari kampus, aku bahkan belum bisa menjauhkan perasaan ini...

Monday, May 13, 2013

Nothing special



Kalian tahu, tidak ada yang spesial hari ini selain telat bangun buat berangkat magang, Cuma bisa sarapan pop mie di tempat magang, diketawain orang kantor magang gara-gara pake metode kuno buat ngitung volume tanaman (maaf saya masih berstatus mahasiswa), dan lampu kantor yang kedap-kedip nggak jelas (atau ternyata gosip-gosip ada penunggunya itu benar?!?)

Hari ini lagi-lagi telat bangun gara-gara nonton dvd film korea yang penasaran pengen benget ditonton dari bahela, Iris II. Salah satu yang bikin ni orang pingin banget nonton nih filem karena ada Yoon Doo Joon “Beast”. Ah...opppaaaa ganteng banget sih kamu. Hahahaaa... 


Mungkin ada ulasan dikit nanti pas selesai nonton walaupun nggak tahu hari itu kapan (maaf cuma bisa janji-janji buaya)


Hari ini pingin ke lapangan, udah nawaitu banget pas dari rumah. Tapi, ternyata hari itu lagi-lagi nggak bisa tereleasasi di penghujung magang yang tinggal tiga minggu ini. Pokoknya, minggu ini harus tereleasasi dikit, amin... (sambil nangis dalam hati)

Kalian tahu, hari ini ayah dan ibu ni orang pulang dari umroh. Pas banget tadi sang kakak ngesms menghimbau bahwa tadi pas berangkat, ayah dan ibu ini orang baru sampe rumah. Mudah-mudahan doa mereka di Mekkah dihijabah oleh Allah dan menjadi umroh yang mabrur.

Selain doa itu juga, mudah-mudahan sesampainya dirumah si mama hygienis (maaf ini bukan promosi sunlight) nggak ngomel-ngomel ngeliat rumah tercintanya berantakan dan cucian numpuk yang nggak dicuci atau disetrikain sama dua anak perempuannya ini.

-Tanpa dimintapun, orang tua selalu mendoakan anaknya disetiap sholatnya (mama)

Wednesday, May 1, 2013

Penciutan nyali...



“Baru buat proposal kan ya? Belum tentu disetujui?” Sambil senyum sinis manager sialan itu mengatakan kata-kata ledekan itu. Coba tolong diterka sebenarnya yang harusnya ngomong hal itu siapa?!?

Okeh, hal ini berawal dari suatu proyek yang ni orang terima dari atasan magang. Boleh dibilang sangat bersyukur. Ini ialah proyek pertama ni orang diluar tugas-tugas kuliah. Sempet bimbang saat itu, karena, saat ini sedang ngejar kelulusan. Tapi, lagi-lagi banyak pertimbangan yang dipikirkan. Salah satunya, ingin sekali bekerja di kontraktor ini. Bukan apa-apa, terserah banyak orang yang bilang kalo perusahaan kontraktor ini masih newbie atau apa. Tapi, walaupun masih newbie, proyeknya udah segunung. Kelebihan dari perusahaan ini, perusahaan ini dipimpin sama orang sangat hebat di dunia golf, ramah, dan paling enak untuk berguru. Jujur, disini ni orang sama sekali nggak digaji (maaf lagi-lagi ni orang mempermasalahkan hal ini, tapi, hanya sekedar menekankan), tapi keramahan dan suasana bersahabat yang membuat ni orang betah disini. Kalo boleh jujur, impian ni orang saat ini setelah lulus nanti ialah masuk ke kontraktor ini dan berguru sebanyak-banyaknya dari sang konsultan. Itulah alasan ni orang menyetujui mengambil proyek itu.

Kalian tahu, pertama kali dapat proyek ini, rasanya sangat senang. Karena, hotel ini skala bintang 5. Ni orang juga sama sekali nggak meragukan hal itu karena, banyak artis luar negeri yang nginep disana setiap mau konser di jakarta dan banyak penyanyi yang menyelenggarakan pernikahannya di hotel ini. Pertama kali diajak survey, ternyata ada empat lokasi yang luas di hotel itu yang akan direnovasi tamannya. Tadinya sempet kaget dan bingung. Lagi-lagi juga mendadak ciut. Tapi inget banget waktu itu sang konsultan bilang “Ayo,riska! Ini hotel bintang 5 lho! Kamu harus pede!” Hanya bisa berkata dalam hati “Bismillah, Ya Allah semoga tidak mengecewakan!”

“Ris, yang terpenting dari suatu proyek ialah fokus dan tepat waktu” Kata-kata itu terus terngiang. Kalian tahu, di minggu pertama, progress sama sekali tidak ada. Ni orang takut banget kalo-kalo sang konsultan datang dan ni orang belum bisa menyerahkan apa-apa. Ketakutan itu akhirnya terbukti. Hari sabtu ketika sang konsultan melakukan pengawasan mingguannya, ketika ia pertama kali menginjakkan kaki ke kantor setelah dari lapangan, ketika ngeliat muka ni orang di kantor, dia langsung ngomong “Ris, udah sampe mana desainnya?”. Entahlah, raut mukanya (Atau mungkin saat itu perasaannya sedang tidak enak) langsung berubah saat itu juga. Sejak saat itu juga ni orang merasa tidak enak.

Maaf untuk yang ini, tapi, setelah beberapa kali  kesana ni orang semakin meragukan akan kesan bintang 5 itu. Entahlah, tapi, dari bangunan yang cukup tua, penataan taman yang nggak estetik sama sekali, Kolam renang yang udah out of date, dan yang paling penting mereka nggak nyimpen siteplan hotel mereka sendiri!!! Ada site plan, tapi, ternyata nggak berskala!! Dan yang paling menyedihkan lagi, Siteplan itu jauh beda dari yang sebenarnya setelah di ground check!! Mau nangis rasanya...

Saking merasa bersalahnya, akhirnya ni orang ngebut bikinnya. Pengukuran juga murni hanya pake meteran tanpa ada GPS atau segala macam alat canggih yang biasa dipake untuk survey. Ni orang sampe mengurungkan niatnya untuk ngelab ngambil data rumput yang dijadwalkan minggu ini. Hampir setiap hari selalu nyempetin untuk datang. Berasa banget sampe rumah Cuma tidur bentar dan besok paginya musti balik magang lagi.

“Ris, sebenarnya kita juga nggak boleh terlalu banyak berharap juga, soalnya kayaknya hotel itu lagi nggak ada duit.” Tadinya, ni orang tidak terlalu menghiraukan akan kata-kata itu. Sampai suatu ketika, hari ini, manager hotel itu, langsung melayangkan kata-kata itu. Mendadak hati ini membatin, nyali ini makin ciut, kemungkinan terburuk terus terfikir dalam otak. Maaf saja, bukannya apa-apa, terlihat sekali orang ini meremehkan diri ini. Maaf saja, kalau berani makin nyolot rasanya sumpah serapah ini akan keluar dan mengatai hotel sialan itu.

“Maaf saja bapak manager yang terhormat, saya juga tidak berharap mendandani hotel bintang 5 yang kumuh ini...”

Friday, April 26, 2013

Pengusikan hati



“Le, lu digaji nggak disana?”

Pertanyaan tersebut terus terngiang-ngiang dan terpikir dalam diri ini. Pertanyaan yang tadinya biasa saja tapi sedikit demi sedikit mulai merangkak mengusik....
Awalnya hanya papa yang sempat berfikir seperti itu. Mungkin karena pengalaman di tempat kerja papa dulu sebelum pensiun membuat papa berfikir seperti itu.

Namun, pertanyaan itu lagi-lagi mulai berdatangan dan menyerbu. Dari teman-teman bahkan, dari sesama pekerja di lapangan. Lagi-lagi pertanyaan ini tidak hanya sekedar pertanyaan, tapi juga perbandingan. Lagi-lagi, pertanyaan tersebut mengusik. Pekerjaan yang dari senin hingga sabtu terus aku lakukan. Kadang-kadang, rasanya membosankan, bosan dengan pekerjaan. Bosan karena terus-terusan harus berkutat di depan laptop merangkai kata-kata yang harus dipersiapkan untuk menyongsong masa depan.

Tapi, untuk kali ini mama yang bijak langsung berkata bahwa aku lagi-lagi tidak boleh mempermasalahkan hal itu. Yang penting saat ini ialah untuk magang ini, aku diterima disini. Dan makna dari kata-kata nasihat mama yang terakhir “nadya harus ikhlas ngejalaninnya.” Mendengar nasihat bijak dari mama, lagi-lagi aku merubah mindset ini. Aku hanyalah mahasiswa magang, walaupun disini status pekerja. Mahasiswa magang bukanlah untuk berorientasi pekerja dengan gaji selangit, tapi orientasiku yang sebenarnya ialah “Meraup ilmu yang sebanyak-banyaknya dari dunia kerja”

Kemudian, aku lapangkan hati dan pikiran ini. Untuk saat ini, aku akan mencoba bersabar. Bersabar untuk mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya. Bersabar untuk merangkak sedikit demi sedikit menggapai impian dan passion yang aku inginkan

-Jadi mahasiswa magang nggak boleh kapitalis (Best Friend, Muhammad Umar Alfaruqi)