Setelah kenyang makan mangga sepiring mentengteng dan
berhasil mengeluarkan mangga kemudian dari perut (alias mules-mules akibat
kalap) akhirnya, ni orang punya kekuatan buat mulai menguraikan kalimat per
kalimat akibat hidup yang sulit ditafsirkan ini (maaf kalo ni orang sok puitis).
Ngomong-ngomong soal mangga, mangga dalam bentuk minuman ini sukses menjadi
penenang dikala kegundahan dan kegetiran ngejar deadline kuliah yang akhirnya
KUNJUNG BERAKHIR!!! Yeay...
Sekarang tepat tanggal 26 Oktober 2012 yang bertepatan
dengan Idul Qurban. Segenap direksi blog “Maaf Kalo Nggak Jelas!!” (maaf kalo
ternyata ni orang sebagai pimpinan di direksi yang “semu” ini) ngucapin Happy
Ied Mubarak!! Semoga dengan adanya Idul Qurban ini, seluruh umat islam di dunia
ini semakin peduli dengan sesamanya, amin...
Tidak terasa air mata ini menetes dan nggak bisa diungkapin
dengan kata-kata sama ni orang pas ngeliat akhirnya tugas PROYEK STUDIO nya
berhasil ditumpuk dengan tugas anak-anak landscape 46 yang lainnya didepan mata
sang asprak. (maaf kalo ni orang seharusnya layak dinobatkan jadi artis terbaik
di laga pesinetronan). Walaupun sempet dalem pas tiba-tiba seorang kakak kelas
45 yang kocaknya parah banget (maaf kalo kayaknya kakak kelas ini sudah
ditakdirkan jadi pelawak sejak dia lahir dilihat dari auranya) nyeletuk “Jangan
dipeluk-peluk tugasnya, nanti juga dicoret-coret juga ama dosen”, tapi
keceriaan nggak abis-abis karena berhasil merampungkan booklet yang bikin mimpi
buruk selama dua minggu ini setiap ngeliat laptop...
Praktis setelah ngumpulin tugas ini, langsung cabut beli
brownis pesenan sang mama suri (maaf kalo sejujurnya cerewet sang mama suri
persis seperti cerewetnya mama suri antagonis yang ada di tipi-tipi). Setelah
itu, langsung cabut ke baranangsiang (setelah nyerah dengan keadaan nungguin
satu jam lebih Bis Primajasa di depan BNI kampus sendirian kayak anak ilang)
buat pulang ke Jakarta.
Bayangin...Akhirnya, hari ini datang!! Hari dimana akhirnya
bisa ketemu papa suri, mama suri, kakak suri (maaf kalo sebenarnya mereka bukan
terbuat dari timun suri). Walaupun sebelumnya sempet dibuat kesel sama kunci
rumah yang susah banget dibuka, tapi nggak menyurutkan semangat ni orang buat
kangen-kangenan sama rumahnya. Begitu ketemu sama sang papa suri dan mama suri,
ni orang nggak henti-hentinya nyerocos kayak kereta nyeritain segala keluh
kesahnya selama dua minggu ini...
Quality time. Ya...waktu yang sangat berkualitas ini
bener-bener pingin didekasikan untuk keluarga ni orang. Setelah semua hal yang
telah terjadi, ngerasa banget keluarga sangat-sangat berharga. Pepatah bahwa “Keluarga
tidak mungkin menjerumuskan” dan “Tempat yang terbaik ialah keluarga” sangat
melekat dihati dan pikiran ni orang, bahwa mereka ialah yang terbaik yang
pernah ada...
Keesokan harinya, akhirnya dikejutkan sama suara mama suri
yang ngambek gara-gara susah banget ngebangunin dua anak perempuannya yang
kebluk banget (maaf kalo ni orang minta disiram) buat sholat Ied. Akhirnya,
dengan semangat yang tinggal setitik, berhasil bangun dari kasur dengan harapan
dapet pahala dari Sholat Ied kali ini karena, nggak Sholat Ied yang kemaren
akibat berhalangan. Di akhir Sholat Ied, nggak sengaja ngerogoh tas mukena
milik kakak suri (maaf kalo ni orang ternyata KEPO) sampe akhirnya nemuin
kertas origami di dalamnya. Ngeliat hal itu, kakak suri langsung nyeletuk “Bisa
nggak bikin Burung Bangau?” Sontak ni orang kaget. Kaget karena akhirnya ni
orang privat bikin burung bangau dari origami sama Kakak Suri ditengah Khotbah
Sholat Ied (Maafkan ni orang, Ya Allah). Kaget karena untuk kesekian kalinya ni
orang akhirnya teringat kembali kepada seseorang terpenting baginya lewat
origami burung bangau ini. Seseorang yang pernah punya tempat dihati ini dan
akhirnya berusaha untuk dilupakan dari hati ini. Bodoh memang....
Setelah sempet tidur pulas sehabis sholat ied, suara papa
suri (maaf kalo posisi mereka bergantian) sangat santer ditelinga, membangunkan
kedua anak perempuannya (maaf kalo ni orang dan kakak suri seharusnya
dibangunkan pake panci) karena sudah saatnya kumpul keluarga besar di rumah
oma. Dengan baju landcoustic himpunan (maaf kalo baju baru ini bener-bener
dipake dihari raya), akhirnya ni orang siap untuk menuju rumah sang oma
tersayang...
Sesampainya disana, seperti dugaan, lagi-lagi jadi keluarga
pertama yang sampai dirumah oma. Ditengah rasa kantuk yang sudah diujung
tanduk, akhirnya langsung masuk ke kamar sang oma untuk sejenak melepas lelah
sampai sayup-sayup terdengar dua saudara ni orang yang tinggal di petukangan
sudah terdengar di ruang tamu. Hanya mereka berdua yang datang karena kedua
orangtuanya memutuskan untuk naik haji tahun ini. Ya...bisa dibilang keadaan
mereka hampir sama mengenaskannya dengan ni orang pas ditinggal mama suri naik
haji. Namun, kondisinya sedikit berbeda karena papa suri sudah terlebih dahulu
naik haji sehingga, bisa mengantikan untuk menjaga keduanakperempuannya.
Kondisi mengenaskannya dahulu hanya pada keadaan rumah yang ditinggal sebulan
sama “orang” yang rajin memolesnya (maaf kalo ni orang, papa suri, dan kakak
suri akhirnya sibuk kerja bakti ngeberesin rumah tiga hari sebelum kepulangan
sang mama suri dari tanah suci saking nggak tahan denger kecerewetannya).
Semuanya terasa menyenangkan, dari makanan sampe obrolan hangatnya. Namun yang
nggak ngenakin, ternyata mata ini bener-bener nggak bisa berkompromi hasil dari
begadang ngejar deadline PROYEK STUDIO
semingguan. Alhasil harus bolak-balik kamar sang oma untuk sekedar mejamin
mata. Namun, akhirnya tetep nggak berhasil juga gara-gara keluarga lain yang
juga sibuk bolak-balik kamar oma dengan urusan masing-masing. Menyedihkan...
Diperjalanan pulang, akhirnya papa suri memutuskan untuk
memutar kemudi menuju toko buku. Ini dikarenakan ketidaktahanannya kepada kakak
suri yang meraung-raung minta diikuti keinginannya (Maaf kalo ini lebay).
Sementara ibu suri sibuk di tempat DVD nyari DVD Discovery Channel dan National
Geography untuk bahan mengajar disekolahnya, ni orang dan kakak suri langsung
menuju ke lantai tiga tempat komik dan novel dijajakan. Ketika sang kakak suri
langsung menghamburkan diri menjelajah ke setiap sisi rak buku, ni orang justru
menghentikan langkahnya di rak novel best seller ditempat terdepan, tempat
kesukaannya. Hingga akhirnya, ditatapan pertamanya, ni orang melihat novel yang
cukup membuatnya tertarik. Sebuah novel Karangan Windhy Puspita dewi berjudul “Seandainya-tentang rasa yang tak
kunjung terucap”...
Penasaran dengan sinopsis ceritanya, membuat ni orang galau
untuk membelinya ditengah keadaan ujian tengah semester yang masih berjalan
sampai akhirnya dikeputusan untuk tidak membelinya. Namun, dalam hati berjanji
setelah ujian ini, akan langsung merebut sang novel tersebut dari rak
singgasananya itu. Tetap dengan rasa penasaran terhadap ceritanya, akhirnya
memutuskan untuk membaca ulasan singkat cerita dibelakang novel tersebut.
Setelahnya, hati ini berubah untuk kembali getir akibat tersadar 80% kemiripan
kata-kata puitis ulasan tersebut dengan cerminan keadaan perasaan saat ini...
“Aku akan
menjadi buih...
Seperti putri duyung di
dongeng, kelak aku akan menjadi buih dan membawa mati semua rahasia hatiku.
Sebut aku pesimis, tapi sudah terlalu lama aku menunggu saat yang tepat untuk
kebenaran itu.
Aku kalah bahkan sebelum
mulai angkat senjata. Kau ada di hidupku, tapi bukan untuk kumiliki. Meski
begitu, kenapa aku tidak berusaha untuk berbalik dan mencari jalan keluar dari bayang-bayang
dirimu?
Jika suatu hari kau
menyadari perasaanku ini, kumohon jangan menyalahkan dirimu. Mungkin memang
sudah begini takdir rasaku. Cintaku padamu tak akan pernah melambung ke langit
ketujuh. Aku hanya akan membiarkan buih-buih kesedihanku menyaru bersama
deburan ombak laut itu. Karena inilah pengorbanan terakhirku, membiarkanmu
bahagia tanpa diriku...”