Thursday, June 6, 2013

The Luckiest Woman



Hari ini aku ingin mengulas sedikit tentang kejadian dua hari yang lalu. Mungkin kalian bisa sedikit membantuku apa arti dari semua pesan yang Allah berikan kepadaku lewat perantara seorang teman ini.

Saat itu, aku menagih janji temanku yang ingin menceritakan tentang alurnya sesampainya aku di kampus. Setelahnya, temanku menyodorkan sms tersebut. Sms tersebut berupa penjelasan dari lelaki yang dikejar-kejarnya dari dahulu kala. Lelaki yang membuat dia sering galau hebat dan membuat semua orang sibuk menerka-nerkanya lewat sosial media. Itulah yang aku tangkap dari temanku ini.

Lewat sms tersebut, lelaki tersebut menjelaskan maksud hatinya yang tidak sama dengan temanku. Selain itu, melalui sms tersebut juga, lelaki tersebut secara gamblang mengungkapkan sosok wanita yang ia sukai dan sedang ia dekati saat ini yang notabene juga merespon dan memiliki perasaan yang sama.

Kau tahu disaat seperti ini, aku tertegun dan sibuk berusaha menempatkan diri. Sebagai teman yang baik, aku cukup prihatin dengan keadaan yang diterima temanku itu. Walau bagaimanapun, aku tahu benar temanku tersebut sudah menyimpan perasaan tersebut sejak lama dan berharap sangat besar untuk lelaki tersebut.

Tetapi, sebagai seorang wanita, aku ingin mengatakan betapa beruntungnya wanita tersebut. Beruntung karena lelaki yang ia inginkan justru merespon hal yang sama.

Dan tanpa sadar rasa iri ini timbul dalam diri ini...

Monday, June 3, 2013

Berusaha tiada henti



“Bule, aku lagi disini. Dateng aja ya?”
“.......”

Percakapan ini terjadi ketika aku sedang ingin mengembalikan barang seorang teman. Bisa dibilang pertanyaan itu merupakan pertanyaan yang lama dan sulit kujawab. Karena, ketika aku berada disana maka besar kemungkinan diri ini untuk bisa bertemu dengannya, lelaki idamanku. Ketika diperjalananku menuju kesana, kulihat gedung itu melihat temanku menungguku didepan pintu sambil berpikir dalam benakku bahwa banyak kemungkinan bahwa kau berada diantara tembok gedung kokoh tersebut. Sibuk mengatur dan menata terobosan yang akan kau buat untuk kampus tercinta.

“Bule nggak mau masuk dulu dan ketemu dulu.”
“Nggak usah, ada ayahku lagi nunggu hehehe....”

Mungkin itu merupakan jawaban terbodoh dan termunafik yang kesekian kalinya aku buat dan aku karang dengan mulut ini. Bodoh karena aku melewati kesempatan baik ini untuk bertemunya. Mungkin apabila kesempatan itu datang ke beberapa temanku, mereka tidak akan melewati kesempatan untuk bisa bertemu langsung dengan lelaki idamannya dan langsung mengiyakan. Tetapi, lagi-lagi aku menolaknya. Aku terlalu takut. Sangat takut. Takut apabila aku bertemu dengannya maka, hati ini kembali melunak dan kembali berharap dengan harapan yang kemungkinan sulit terealisasi. Takut apabila perasaan ini kemudian akan melambung tinggi disertai pengharapan yang sia-sia. Sambil menjauh dari gedung itu, aku terus menatap ke bawah dan berdoa semoga keputusan yang aku ambil ini benar adanya.

Kemudian, sms itu datang...

“Bule ada yang nanyain lu, ni”
“Siapa?”
“Si itu. Tiba-tiba nanyain lu coba.”
“Boong kan lu ya? Hahaha”
“Ngapain gue boong sih? Orang gue lagi sendirian tiba-tiba dia nanyain lo”
“Emang nanyainnya gimana?”
“Katanya bule kemana? Terus gue jawab lu lagi ngoven rumput”
“Mungkin gara-gara lu dulu keseringan nempel sama gue kali hahaha...”

Kuusahakan untuk mengalihkan pembicaraan itu. Kalau kalian tanya apakah aku senang mendapatkan sms tersebut maka akan aku jawab ya, bahkan sangat senang. Kalian tahu, ketika temanku tersebut menyebut namanya, Mulutku langsung tersenyum lebar, Dadaku langsung berdebar-debar kegirangan. Tapi, lagi-lagi aku harus menjejak bumi lagi. Bahwa, dia terlalu hebat dan terlalu baik. Bahwa, banyak wanita yang juga ia beri kasih sayang yang sama seperti itu dan kemudian hanya ia anggap sahabat dan keluarga.

Ya Allah, Bagaimana ini? Bahkan saat ini walaupun tiga bulan lamanya aku menjauh dari kampus, aku bahkan belum bisa menjauhkan perasaan ini...