Friday, April 26, 2013

Pengusikan hati



“Le, lu digaji nggak disana?”

Pertanyaan tersebut terus terngiang-ngiang dan terpikir dalam diri ini. Pertanyaan yang tadinya biasa saja tapi sedikit demi sedikit mulai merangkak mengusik....
Awalnya hanya papa yang sempat berfikir seperti itu. Mungkin karena pengalaman di tempat kerja papa dulu sebelum pensiun membuat papa berfikir seperti itu.

Namun, pertanyaan itu lagi-lagi mulai berdatangan dan menyerbu. Dari teman-teman bahkan, dari sesama pekerja di lapangan. Lagi-lagi pertanyaan ini tidak hanya sekedar pertanyaan, tapi juga perbandingan. Lagi-lagi, pertanyaan tersebut mengusik. Pekerjaan yang dari senin hingga sabtu terus aku lakukan. Kadang-kadang, rasanya membosankan, bosan dengan pekerjaan. Bosan karena terus-terusan harus berkutat di depan laptop merangkai kata-kata yang harus dipersiapkan untuk menyongsong masa depan.

Tapi, untuk kali ini mama yang bijak langsung berkata bahwa aku lagi-lagi tidak boleh mempermasalahkan hal itu. Yang penting saat ini ialah untuk magang ini, aku diterima disini. Dan makna dari kata-kata nasihat mama yang terakhir “nadya harus ikhlas ngejalaninnya.” Mendengar nasihat bijak dari mama, lagi-lagi aku merubah mindset ini. Aku hanyalah mahasiswa magang, walaupun disini status pekerja. Mahasiswa magang bukanlah untuk berorientasi pekerja dengan gaji selangit, tapi orientasiku yang sebenarnya ialah “Meraup ilmu yang sebanyak-banyaknya dari dunia kerja”

Kemudian, aku lapangkan hati dan pikiran ini. Untuk saat ini, aku akan mencoba bersabar. Bersabar untuk mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya. Bersabar untuk merangkak sedikit demi sedikit menggapai impian dan passion yang aku inginkan

-Jadi mahasiswa magang nggak boleh kapitalis (Best Friend, Muhammad Umar Alfaruqi)

No comments:

Post a Comment